Kamis, 04 Desember 2014

Gaya Kepemimpinan Asia dan Amerika



Nama              : Ismi Ayu Zakiyyah
Kelas               : MKSV/B
Mata Kuliah    : Perilaku Organisasi Bisnis
Dosen              : Iman Sulaeman



BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk social yang setiap harinya berinteraksi dengan sesamanya dan saling bergantungan satu sama lain. Manusia juga selain berinteraksi dengan sesama dan juga berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang paling sempurna di bandingkan dengan ciptan Tuhan yang lainnya, karena manusia di karunia oleh Tuhan-nya berupa akal dan pikiran. Dengan di anugerahi pikiran manusia dapat memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk. Didalam hadits, disebutkan bahwa manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan di minta pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. Dengan memiliki sifat pemimpin ini, manusia dapat mengatur dan mengelola segalanya dan mampu mengambilan keputusan yang bijaksana.
Di zaman yang modern ini, di butuhkan seorang pemimpin yang arif dan bijaksana dalam melakukan segala sesuatunya. Pemimpin juga mempunyai gaya tersendiri agar di hormati oleh bawahanya. Hal demikian banyak di perbincangkan mengenai gaya kepemimpinan Asia dan gaya kepemimpinan Amerika.











BAB II
PEMBAHASAN
GAYA KEPEMIMPINAN ASIA DAN AMERIKA

A.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
B.    Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
Jenis-jenis gaya kepemimpinan:
1.     Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

2.     Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

3.     Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

4.     Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
C.    Gaya Kepemimpinan Asia dan Amerika
Dewasa ini kepemimpinan organisasi bisnis adalah inti dari pembangunan ekonomi di kawasan Asia termasuk Indonesia. Terdapat dua gaya kepemimpinan yang dominan, yaitu gaya kepemimpinan ala Amerika (barat) dan gaya kepemimpinan ala Asia (timur). Dari keduanya terdapat kesamaan dan perbedaan penting. Politik dan kontrol keluarga lebih sering terjadi pada gaya praktek bisnis Asia ketimbang di Amerika Serikat. Politik dan kontrol keluarga lebih sering terjadi pada gaya praktek bisnis Asia ketimbang di Amerika Serikat. Para CEO di Amerika Serikat cenderung lebih menyukai menggunakan salah satu dari lima gaya kepemimpinan yang sering kita bahas dalam kolom-kolom sebelumnya, yakni : direktif, partisipatif, pemberdayaan, karismatik, dan bahkan selebritis. Perbedaan gaya kepemimpinan muncul dari perbedaan antar budaya dan tahap perkembangan organisasi bisnis.
Sekarang banyak menganut gaya kepemimpinan Amerika, karena Amerika sudah lama dalam berkecimpung di dunia bisnis maka banyak orang Asia mengikuti gaya kepemimpinan Amerika dan diterapkan di Asia dan sukses, sebagai contoh NR Narayana Murthy dari Infosys dan Stan Shih dari Acer, keduanya dari India, adalah contoh yang baik. Mereka telah berhasil mengadopsi gaya kepemimpinan hampir seluruhnya dari Amerika Serikat (barat) dan telah berhasil dipraktekkan di Asia. Adanya perbedaan gaya kepemimpinan mencerminkan tahap perkembangan ekonomi dan bisnis di Asia. Sebagian organisasi bisnis di Asia giat mencari akses ke pasar modal pada pelbagai belahan dunia, dan mereka pun mencoba bergerak ke arah pendekatan manajemen profesional yang mirip dengan yang sekarang digunakan di Amerika Serikat. Sebagian organisasi bisnis di Asiapun mulai bergantung pada tenaga profesional dari segala bidang keahlian, dan memberikan berbagai pelayanan profesional telah dirasakan sangat penting dalam ekonomi Asia, begitu pula mereka mulai tetarik untuk mengurangi gaya kepemimpinan otokratik ke arah yang lebih partisipatif dan bahkan menggunakan pendelegasian dan pemberdayaan kepemimpinan yang semakin mengemuka. Agaknya gaya kepemimpinan di kawasan Asia pun pada akhirnya akan lebih menyerupai gaya kepemimpinan ala barat. Akan tetapi faktor perbedaan budaya, ekonomi dan geopolitik yang signifikan diantara negara-negara Asia dan Amerika Serikat (barat) akan tatap mewarnai suasana persaingan yang semakin tajam dan akan terus tumbuh. Kekuatan ekonomi akan mempertahankan fitur kekhasan (identitas) nasional masing-masing negara. Konvergensi dalam gaya kepemimpinan tidak menjamin adanya kesefahaman atau bahkan perdamaian yang kekal. Setiap negara harus terus bekerja untuk kemajuan ekonomi, bisnis dan perdamaian, dan hal tersebut tidak akan datang secara otomatis.


BAB III
PENUTUP

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Seorang pemimpin juga mempunyai gayanya masing-masing. Ada beberapa gaya kepemimpinan antara lain: Gaya Kepemimpinan Karismatis, Gaya Kepemimpinan Diplomatis, Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan Moralis.
Gaya kepemimpinan ini juga diterapkan di Asia dan Amerika. Tetapi terdapat perbedaan antara gaya kepemimpinan Asia dan Amerika. Kalau di Asia lebih ke politik dan control keluarga sedangkan di Amerika lebih variatif yaitu direktif, partisipatif, pemberdayaan, karismatik, dan bahkan selebritis.
Dengan melihat perbedaan gaya kepemimpinan antara Asia dan Amerika. Sekarang ini, terutama di dunia bisnis banyak orang Asia memilih menggunakan gaya kepemimpinan Amerika dalam menjalankan bisnisnya dan mendulang sukses. Terlepas dari gaya kepemimpinan antar Negara, yang paling penting adalah bagaimana Negara tersebut mampu bersaing dengan Negara lain dan memajukan negaranya masing-masing.

















DAFTAR PUSTAKA

Editor, “Artikel Kepemimpinan” dalam http://liyacatur262.wordpress.com/tugas-internet-dan-desain-web/artikel-kepemimpinan/ diakses 4 desember 2014, 15:51 WIB

Senin, 28 April 2014

makalah model antrian



MODEL ANTRIAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Pada Mata Analisa Kuantitatif
Dosen: Iman Sulaeman, M.M

Oleh:

Ismi Ayu Zakiyyah
1123070056
Manajemen Keungan Syari’ah/IV/B 







FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013/2014

KATA PENGANTAR

بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمنِ الرّْ حِيْ

Assalamualaikum Wr.Wb
            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Model Antrian”. Makalah ini merupakan rangkuman dari beberapa kumpulan sumber baik dari buku maupun dari internet. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Analisa Kuatitatif.
            Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
            Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 29 April 2014
Penyusun,






DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
11.1Latar Belakang................................................................................................................ 4
11.2Rumusan Masalah.......................................................................................................... 4
11.3Tujuan Penulisan............................................................................................................ 5
BAB II Pembahasan
22.1Sejarah Antrian............................................................................................................... 6
22.2Pengertin Antrian ..........................................................................................................  6
22.3Konsep Dasar Antrian.................................................................................................... 7
22.4Komponen Antrian......................................................................................................... 8
22.Notasi dalam Sistem Antrian
.................................................................................................................................... 12
BAB III Penutup
33.1Simpulan ..................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka






BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, padabank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang seringditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan(kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan,
sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisasegera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan.
Pada banyak hal, tambahan fasilitaspelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangankeuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya, seringtimbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan / nasabah.Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika.Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macamprosedur, yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secaradeduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawabberdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudiandiselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnyamempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruhbermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atausyarat pertibaan yang mana pun. 
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1       Bagaimana Sejarah Tentang Antrian?
1.2.2       Apa Pengertian Tentang Antrian?
1.2.3       Bagaimana Konsep Dasar Antrian?
1.2.4       Bagaimana Komponen Sistem Antrian?
1.2.5       Bagaiamana Notasi dalam Sistem Antrian?

1.3  Tujuan
1.3.1       Penulis Ingin Mengetahui Tentang Sejarah Antrian
1.3.2       Penulis Ingin Mengetahui Tentang Pengertian Antrian
1.3.3       Penulis Ingin Mengetahui Tentang Konsep Dasar Antrian















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanansangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangattergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentangantrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukaneksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment , yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para peneleponsecepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay)dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitungkesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenalberjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in AutomaticTelephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluaspenggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987). 
2.2 Pengertian Antrian
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, system antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dansimulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalahsebagai berikut :
Ø  Sistem pelayanan komersial
Ø  Sistem pelayanan bisnis – industry
Ø  Sistem pelayanan transportasi
Ø  Sistem pelayanan socialSistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian,seperti restoran, kafetaria, toko – toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistempergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakansistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokalmaupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit,puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).   
2.3 Konsep Dasar Antrian
Komponen dasar proses antrian adalah :
Ø  Kedatangan Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilantelepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses inputmeliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinyakedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variableacak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dai percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkanmemiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bilanilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Ø  Pelayanan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satuatau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagaisaluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol.Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayananyang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.
Ø  Antri Inti dari analisa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutamatergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti terdapatpelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono, 1991).  
22.4Komponen Sistem Antrian
Menurut Taha (1997:609), suatu sistem antrian bergantung pada tujuh komponen yaitu pola kedatangan, pola kepergian, kapasitas sistem, disiplin pelayanan, ukuran sumber pemanggilan, dan perilaku manusia. Komponen – komponen tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Pola Kedatangan

Menurut Wagner (1972:840), pola kedatangan adalah pola pembentukan antrian akibat kedatangan customer dalam selang waktu tertentu. Pola kedatangan dapat diketahui secara pasti atau berupa suatu variabel acak yang distribusi peluangnya dianggap telahdiketahui. Jika tidak disebutkan secara khusus customer datang secara individu ke dalam sistem antrian. Namun dapat pula lebih dari satu customer datang secara bersamaan ke dalam sistem antrian, pada kondisi ini disebut dengan bulk arrival (Taha, 1997:177).

b. Pola Kepergian

Pola kepergian adalah banyak kepergian customer selama periode waktu tertentu. Pola kepergian biasanya dicirikan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelayan untuk melayani seorang customer. Waktu pelayanan dapat bersifat deterministik dan dapat berupa suatu variabel acak dengan distribusi peluang tertentu (Bronson, 1996 : 310). Waktu pelayanan bersifat deterministik berarti bahwa waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer selalu tetap, sedangkan waktu pelayanan yang berupa variabel acak adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap customer berbeda – beda.

c. Kapasitas Sistem

Menurut Bronson (1996:310), kapasitas sistem adalah banyak maksimum customer, baik customer yang sedang berada dalam pelayanan maupun dalam antrian, yang ditampung oleh fasilitas pelayanan pada waktu yang sama. Suatu sistem antrian yang tidak membatasi banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas tak berhingga, sedangkan suatu sistem yang membatasi banyak customer dalam fasilitas pelayanannya disebut sistem berkapasitas berhingga, jika customer memasuki sistem pada saat fasilitas pelayanan penuh maka customer akan ditolak dan meninggalkan sistem tanpa memperoleh pelayanan.

d.. Disiplin Pelayanan

Menurut Sinalungga (2008: 251), disiplin pelayanan adalah suatu aturan yang dikenalkan dalam memilih customer dari barisan antrian untuk segera dilayani. Adapun pembagian disiplin pelayanan ialah:

1. First come first served (FCFS) atau first in first out (FIFO),
suatu peraturan dimana yang akan dilayani ialah customer yang datang terlebih dahulu. Contohnya antrian di suatu kasir sebuah swalayan.

2. Last come first served (LCFS) atau last in first out (LIFO)
merupakan antrian dimana yang datang paling akhir adalah yang dilayani paling awal atau paling dahulu. Contohnya antrian pada satu tumpukan barang digudang, barang yang terakhir masuk akan berada ditumpukkan paling atas, sehingga akan diambil pertama.

3. Service in random order (SIRO) atau pelayanan dalam urutan
acak atau sering dikenal juga random selection for services (RSS), artinya pelayanan atau panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak mempermasalahkan siapa yang lebih dahulu tiba. Contohnya kertas – kertas undian yang menunggu untuk ditentukan pemenangnya, yang diambil secara acak.

4. Priority service (PS), artinya prioritas pelayanan diberikan
kepada mereka yang mempunyai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki prioritas paling rendah, meskipun yang terakhir ini sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaan penyakit yang lebih berat dibanding dengan orang lain dalam sebuah rumah
sakit.
e. Tingkat Pelayanan

                  tingkat pelayanan merupakan tahap-tahap untuk melaksanakan suatu pelayanan di dalam suatu sistem antrian. Tingkat pelayanan dapat merupakan tingkat pelayanan tunggal (single stage) atau pelayanan ganda (multi stage).
            f. Sumber Pemanggilan
Menurut Taha (1996:177), ukuran sumber pemanggilan adalah banyaknya populasi yang membutuhkan pelayanan dalam suatu sistem antrian. Ukuran sumber pemanggilan dapat terbatas maupun tak terbatas. Sumber pemanggilan terbatas misalnya mahasiswa yang akan melakukan registrasi ulang di suatu universitas, dimana jumlahnya sudah pasti. Sedangkan sumber pemanggilan yang tak terbatas misalnya nasabah bank yang antri untuk menabung atau membuka rekening baru, jumlahnya bisa tak terbatas.

g. Perilaku Manusia
Perilaku manusia merupakan perilaku – perilaku yang mempengaruhi suatu sistem antrian ketika manusia mempunyai peran dalam sistem baik sebagai customer maupun pelayan. Jika manusia berperan sebagai pelayan, dapat melayani customer dengan cepat atau lambat sesuai kemampuannya sehingga mempengaruhi lamanya waktu tunggu (Taha, 1996:178).Menurut Gross dan Harris (1998:3), perilaku manusia dalam sistem antrian jika berperan sebagai customer sebagai berikut. 1. Reneging mengGambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut.

Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying mengGambarkan situasi jika dalam sistem ada dua atau lebih jalur antrian maka orang dapat berpindah antrian dari jalur yang satu ke jalur yang lain.


SIMULASI PROGRAM ANTRIAN
1.        Penjelasan Simulasi
Simulasi ini merupakan simulasi antrian yang terdapat pada suatu bank. Seperti bank Danamon, Papua, BRI, dll. Dalam simulasi ini setiap nasabah yang ingin melakukan suatutransaksi, pencetakan buku, penarikan uang rekening, dll, pada suatu Teller yang bertugasuntuk melayani para nasabah. Dalam simulasi ini para nasabah mengambil suatu kertas yangterdapat nomor urut, mulai dari nomor urut 1 sampai 200.  Nomor urut tersebut yang akan dipakai sebagai sistem pemanggil antrian. Bila nomor urus tersebut telah sampai pada urutan200 maka akan di ulangi mulai dari urutan pertama.Dalam simulasi ini hanya mempunyai 3 buah Teller yang akan melayani nasabah.Simulasi ini akan menampilkan nomor urut nasabah dan nomor  pelayanan Teller, sehinggapara nasabah mengetahui di mana mereka akan di layani. Teller yang lebih duluan melayaninasabahnya akan melayani lagi nasabah dengan nomor urutan selanjutnya.Saat menjalankan simulasi ini, nasabah yang mempunyai nomor urut 1 sampai 3 akandi panggil secara berurutan dan akan di layani sama Teller 1, 2 dan 3. Setelah itu Teller yangduluan selesai melayani nasabah akan melayani nasabah yang mempunyai nomor urutselanjutnya, sampai semua di layani.Simulasi program ini hanya menampilkan nomor urut nasabah dan nomor teller saja,tidak secara otomatis langsung menentukan berapa jumlah pelanggan yang ada dan berapalama waktu yang di perlukan setiap teller tiap melayani nasabah. Sehingga waktu yang diperlukan untuk melayani tiap nasabah pada teller tersebut di tentukan sendiri oleh penggunasimulasi program ini.      

2.        Penjelasan Program Simulasi
Tampilan simulasi program
Keterangan Penggunaan Program :
Ø  Teller 1 di tampilkan saat mengklik tombol Teller 1 atau menekan tombol kiri padakeyboard
Ø  Teller 2 di tampilkan saat mengklik tombol Teller 2 atau menekan tombol atas padakeyboard
Ø  Teller 3 di tampilkan saat mengklik tombol Teller 3 atau menekan tombol kanan padakeyboard Tiap menekan tombol tersebut maka nomor antrian akan di tampilkan, dan nomorantrian akan terus semakin bertambah.      

22.5 Notasi dalam Sistem Antrian
n  n             : jumlah pelanggan dalam sistem
P  Pn           : probabilitas kepastian dan pelanggan dalam sistem
α  α               : jumlah rata-rata pelanggan yang datang persatuan waktu
µ  µ              : jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani persatuan waktu
P  Po              : probabilitas tidak ada pelanggan dalam system
P   P             : tingkat intensitas fasilitas pelayanan
L   L             : jumlah rata-rata pelanggan yang diharapakan dalam sistem
L   Lq           : jumlah pelanggan yang diharapkan menunggu dalam antrian
      W      : waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem
      Wq              : waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam antrian
11/ µ           : waktu rata-rata pelayanan
11/ α            : waktu rata-rata antar kedatangan
S     S           : jumlah fasilitas pelayanan

   Persamaan
 1.  P     α /µ
 2.  Pn   P(p pangkat n)(1-P)
 3.  L     :  P/1-P α/µ-α
 4.  Lq   : α ( pangkat 2) / µ( µ-α)  
 5.  W    : 1/ µ-α
 6.  Wq  : α/ µ ( µ-α)










BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
            Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yangmemerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan).
            Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalahsebagai berikut :
Ø  Sistem pelayanan komersial
Ø  Sistem pelayanan bisnis – industry
Ø  Sistem pelayanan transportasi
Ø  Sistem pelayanan socialSistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian,seperti restoran, kafetaria, toko – toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya.
            Menurut Taha (1997:609), suatu sistem antrian bergantung pada tujuh komponen yaitu pola kedatangan, pola kepergian, kapasitas sistem, disiplin pelayanan, ukuran sumber pemanggilan, dan perilaku manusia.














DAFTAR PUSTAKA

·       http://eprints.undip.ac.id/32228/6/M02_Heti_Purwaningsih_chapter_II.pdf
·       Buku Catatan